Empat Alasan Politisi Muda Dinilai Buruk?
Maraknya pemberitaan politisi muda terkait kasus korupsi menjad alasan utama.
Bayu Galih, Luqman Rimadi
Sumber: http://politik.vivanews.com/news/read/259981-4-alasan-politisi-muda-dinilai-buruk
Sumber: http://politik.vivanews.com/news/read/259981-4-alasan-politisi-muda-dinilai-buruk
Pertama, menurut peneliti LSI Adji Alfaraby, adalah maraknya pemberitaan korupsi yang melanda politisi muda setahun terakhir ini. Kasus ini ikut mencoreng para politisi muda, walaupun banyak yang belum terbukti di pengadilan.
"Top Five yang paling sering diberitakan (terkait kasus korupsi) adalah Muhammad Nazarudin (33 tahun), Angelina Sondakh (34 tahun), Anas Urbaningrum (42 tahun), Andi Malarangeng (48 tahun), dan Muhaimin Iskandar (45 tahun)," ujar Adji Alfaraby, peneliti LSI di Jakarta, 30 Oktober 2011.
Menurut Adji, kelima tokoh muda ini lah yang paling pengaruhi citra politisi muda di persepsi publik.
"Tokoh-tokoh ini di harapkan membawa perubahan, seperti Anas Urbaningrum yang awali karirnya sebagai aktivis HMI, anggota KPU, kemudian jadi tokoh partai, namun berita seputar mereka menghempaskan harapan publik pada politisi muda," ujar Adji.
Kedua, Adji melanjutkan, adalah tidak istimewanya kinerja politisi muda yang menduduki posisi puncak jabatan publik. Beberapa bahkan dinilai bermasalah.
"Semua menteri di Kabinet SBY- Budiono yang berasal dari partai dan berusia di bawah 50 tahun tak ada yang menonjol di hadapan publik," ungkapnya.
Adji menyebutkan ada empat nama politisi muda yang paling banyak mendapatkan sorotan yaitu Menteri Kehutanan Zulkfli Hasan (49 tahun), Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng (48 tahun), Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmi Faisal (39 tahun), dan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar (45 tahun).
"Kepuasan publik kepada keempat menteri muda tersebut di bawah 40 persen," ujar Adji.
Alasan ketiga menurut Adji, kinerja politisi muda yang menjadi pimpinan Partai politik juga bermasalah. "Dari sembilan partai yang lolos electoral tresshold Pemilu 2009, hanya dua partai yang dipimpin oleh tokoh muda, yaitu Partai Demokrat dan PKB
Adji mengatakan tidak ada yang istimewa dari kedua tokoh muda tersebut dalam memimpin roda organisasi partainya. "Kedua politisi tersebut justru sedang di proses oleh KPK karena beberapa kasus," ujar Adji.
Keempat, Adji melanjutkan, adalah semakin besar harapan publik atas kiprah politisi muda tersebut, maka publik makin kecewa.
"Publik terlanjur diromantisasi oleh kiprah politisi muda yang mengubah zamannya. Pada masa lalu perubahan digawangi oleh tokoh muda," ucap Adji.
Lebih lanjut menurut Adji, ini menunjukkan kepada publik bahwa tokoh muda Zaman dulu berbeda dengan zaman sekarang. "Kenyataannya hari ini justru sebaliknya, politisi muda yang berada di puncak jabatannya justru terlilit kasus korupsi," ujar Adji. (adi)
• VIVAnews